Sabtu, 01 Mei 2010

INDONESIA TERIMA BADAK JANTAN DARI AS

badak sumatera

Jakarta (ANTARA News) – Indonesia menerima seekor badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dari Amerika Serikat (AS) berjenis kelamin jantan dalam rangka program pengembangbiakan jenis hewan tersebut.

“Populasi badak Sumatera sekarang ini turun begitu drastis dari sekitar 800 ekor menjadi 400 ekor akibat berbagai hal seperti perburuan dan rusaknya habitat,” kata MS Kaban, Menteri Kehutanan dalam acara penyerahan badak Sumatera dari AS kepada Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Selasa.

Badak jantan berusia lima tahun bernama Andalas itu, menurut dia akan dikawinkan dengan dua ekor badak Sumatera betina bernama Rosa dan Ratu di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung.

“Kepulangan Andalas ke Indonesia merupakan salah satu kegiatan yang diprioritaskan dalam Strategi Konservasi Badak Indonesia (SKBI) yang telah direvisi bulan Februari 2005,” katanya.

Ia mengatakan, andalas adalah badak Sumatera pertama yang berhasil dilahirkan dari perkawinan di dalam penangkaran pada 13 September 2001 di kebun binatang Cincinnati, AS dari pasangan badak Sumatera betina Emi dan yang jantan Ipuh.

“Ketika habitat badak Sumatera di Indonesia turun drastis, para ahli segera menyebar berbagai badak itu ke beberapa kebun binatang dunia untuk dilakukan penelitian serta perkembangbiakan pada hewan tersebut,” ujar dia.

Dari berbagai kebun binatang itu, ujarnya, badak Sumatera yang ada di kebun binatang Los Angeles itulah yang mengalami kemajuan serta melahirkan Andalas dan dua ekor badak lainnya.

“Upaya penangkaran badak Sumatera dari Indonesia telah berjalan selama 20 tahun, namun 75 persen badak Sumatera yang dipelihara di kebun-kebun binatang tersebut mati karena pengelolaan yang kurang tepat selama kurun waktu 1985-1997,” tuturnya.

Upaya penangkaran badak Sumatera, ujar MS Kaban, kini hanya ada di Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Way Kambas yang selesai dibangun tahun 1997 dengan luas kawasan sekitar 100 ha.

“Sebelumnya di Way Kambas sudah dilakukan proses perkembangbiakan antara badak betina Sumatera bernama Bina dengan seekor badak jantan dari Inggris bernama Torgamba, tetapi ternyata tidak berhasil karena badak Sumatera yang dikembangbiakan di Ingris itu kurang subur,” ucapnya.

Oleh karena itu, ucapnya, upaya mengembangbiakan “Andalas” dengan “Ratu” dan “Rosa” adalah sebuah langkah awal dari proes pelestarian badak Sumatera.

“Semoga saja Andalas dengan Ratu dan Rosa dapat menghasilkan keturunan, sehingga tidak terjadi kepunahan pada hewan yang dilindungi tersebut,” ujarnya.

Seluruh proses penerimaan badak Sumatera dari AS bernama Andalas itu sampai dengan mengantarkannya ke Way Kambas memakan biaya hingga 70 ribu dollar AS atau sekitar Rp630 juta yang ditanggung oleh sponsor dan pemerintah.

“Semua dana datang dari para pemerhati hewan langka tersebut, dan yang jelas bukan dari cukong,” tambah dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar